Khotbah dan Renungan Kristen

Kumpulan Bahan dan Khotbah Kristen terbaru, Kumpulan renungan kristen, Ilustrasi Khotbah, Ayat Emas Alkitab, Kumpulan Gambar Tuhan Yesus Kristus

Saturday, November 12, 2016

Maleakhi 4: 1-2a | Tuhan Sedang Bekerja!



Bacaan Firman Tuhan: Maleakhi 4: 1-2a
Bacaan Pendukung: 2 Tesalonika 3: 6-13
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.

Ada ungkapan yang sering kita dengar “menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan”. Kita mungkin sudah sering melakukan hal “menunggu”, mulai dari hal menunggu dalam jangka waktu yang singkat maupun lama, menunggu hal yang sudah pasti sampai menunggu hal yang belum pasti. Bisa kita menunggu angkutan, menunggu di antrian rumah sakit atau Bank, menunggu dapat pekerjaan, menunggu kelahiran anak, menunggu dapat jodoh. Bahwa  di setiap lini kehidupan kita selalu ada situasi menunggu.

Jika kita mau untuk menunggu, berarti kita menyadari ada sesuatu yang berguna bagi diri kita akan sesuatu yang kita tunggu tersebut. Namun ternyata tidak semua orang dapat sabar menunggu, ada yang tidak sabar. Langsung emosi dan mencari jalan pintas. Lampu masih merah sudah diterobos, jalan yang lawan arah juga di lalui karena tidak sabar untuk menunggu. Ada orang yang tidak sabar menjadi cepat kaya akhirnya apapun dihalalkan.

Sebagai orang Kristen ada baiknya kita belajar dari tokoh-tokoh dalam Alkitab, bahwa mereka adalah orang-orang yang sabar menunggu. Contohnya: Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Ayub, Daud dan para Nabi-nabi begitu pula dengan para Rasul dalam Perjanjian Baru. Kehidupan mereka dilingkupi penantian yang panjang apakah itu akhirnya terwujud ataupun tidak, namun ketika dalam proses menunggu, justru disitulah iman mereka semakin bertumbuh.

Sesuai dengan nas kita saat ini, ingin dikatakan bahwa sesungguhnya dunia tempat kita tinggal adalah merupakan “ruang tunggu” untuk sampai kepada Tuhan. Tempat kita beraktifitas sehari-hari adalah tempat penantian akan datang Tuhan mengangkat kita ke tempatNya yang baka. Kita tidak tahu Tuhan akan memanggil kita, juga kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang mengangkat dan membangkitkan semua orang, namun kepastian telah diberikan oleh Tuhan bahwa akan tiba saatnya sebagaimana Tuhan katakan dalam nas ini “Bahwa sesungguhnya hari itu datang”.

Sebagaimana janji Tuhan telah menggenapi janji tentang kedatangan Mesias yaitu melalui Yesus Kristus, demikian pula kita saat ini adalah orang-orang yang menunggu akan saat yang telah dikatakan oleh Tuhan akan kedatanganNya yang terakhir.

Menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana manusia itu menunggu kedatangan Kristus? Bagaimana sikap kita dalam menyikapi tentang kedatangan hari Tuhan? Jika kita belajar dari apa yang terjadi pada kitab Maleakhi ternyata dari mereka sudah ada yang tidak sabar menunggu akan ke datangan Mesias, sudah mulai risau. Sampai kapan harus menunggu Mesias datang sementara hidup sudah semakin susah. Mereka juga melihat sepertinya tidak lagi ada bedanya antara orang yang melakukan kebenaran dengan orang yang melakukan kejahatan, bahkan kehidupan orang jahat lebih mujur. Entah Tuhan itu sudah tidak lagi ada bersama dengan mereka, “buat apa menunggu yang tidak ada”.

Namun, mereka di ingatkan dan bagi kita juga jika memiliki pikiran seperti mereka. Sebagaimana dikatakan di Mal. 3: 18 “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya”. Bahwa orang gegabah dan orang fasik itu akan terbakar seperti jerami, yang membakar sampai ke akarnya sampai tidak ada yang tersisa. Tetapi orang yang takut akan Tuhan akan terbit seperti surya.

Hendak dikatakan pada kita saat ini bahwa segala sesuatu akan memiliki konsekuensi, akan selalu ada buah dari setiap perbuatan. Dan sebagai orang percaya kita akan mengatakan seperti syair Daud yang mengatakan “Karena itu Tuhan membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku” (Mazmur 18: 25).

Namun jika kita melihat di Tesalonika, tingkahnya berbeda lagi dalam hal menantikan hari kedatangan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa hari Tuhan itu sudah dekat, maka tidak usah lagi bekerja “mari kita menunggu yang datang”. Maka Paulus memperingatkan mereka “Jika seorang tidak mau bekerja janganlah ia makan” (2 Tes. 3:10). Meskipun kita menantikan datangnya hari Tuhan bukan berarti kita tidak perlu lagi bekerja. Sebab manusia itu tidak akan hidup hanya dengan berdoa, tetapi harus juga bekerja, dan manusia itu juga tidak hidup dari roti tetapi apa yang di firmankan oleh Tuhan. Sedangkan Tuhan saja terus berkerja hingga saat ini, sebagaimana dikatakan Tuhan Yesus “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yohanes 5:17).

Maka untuk memahami nas ini kita perlu merenungkan apa yang terjadi pada masa Maleakhi dan juga Tesolonika dalam hal menantikan datangnya hari Tuhan. Kita di ingatkan tentang keseimbangan hidup.

1.      Jika kita mau bekerja, maka kerjakanlah di dalam iman
Selama kita hidup di dunia ini adalah dalam proses menunggu, sambil kita menunggu maka kita juga akan melakukan pekerjaan kita sehari-hari. Namun kita harus ingat bahwa posisi kita hidup dalam dunia adalah “menunggu” (tinggal sejenak di ruang tunggu). Ibarat kita menunggu nomor antrian kita di panggil, maka ada aktifitas yang kita lakukan, bisa utak atik handphone, membaca Koran, berbincang dengan orang lain, tetapi ketika giliran nomor kita dipanggil maka aktifitas kita itu pasti akan kita tinggalkan.

Maka jangan seperti orang-orang yang ada pada jaman Maleakhi, bahwa karena ketidak sabarannya menunggu mereka justru mencari jalan pintas mencari “keselamatannya sendiri” dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang jahat karena hanya memikirkan keselamatannya di dunia ini. Persembahan pun sudah tidak lagi diberikan yang terbaik justru diberikan yang buta dan yang pincang. Bahkan mereka menceraikan istri mereka dan menikahi perempuan dari bangsa lain yang lebih kaya.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan dalam Yohanes 6: 27 “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal”.

2.     Biarkan Tuhan melakukan pekerjaanNya
Hari yang telah dijanjikan Tuhan pada masa Maleakhi telah digenapi melalui kedatangan Kristus ke dunia. Sebagaiamana Tuhan Yesus mengatakan “Aku datang bukan untuk membawa damai, tetapi pedang” (Matius 10: 34). Bahwa hingga saat ini Tuhan tetap dan terus bekerja untuk memisahkan kita dari dosa. Siapa yang mau untuk dimurnikan oleh Tuhan, siapa yang mau hidupnya diperbaharui Tuhan.

Tuhan sedang bekerja untuk “memurnikan” kita, sedikit demi sedikit Tuhan sedang mempersiapkan kita sampai tiba waktunya Tuhan menyelesaikan tugasNya. Bagaimana Tuhan bekerja untuk memurnikan kita? Melalui apa yang kita kerjakan, kita perbuat, pikirkan dan yang kita alami. Maka saudara tidak perlu menangis, meronta dan menolak, biarkan Allah menyelesaikan pekerjaanNya sebab kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita adalah untuk kebaikan.

**
Maka demikianlah orang percaya dalam menunggu datangnya hari Tuhan: Mari kita biarkan Tuhan bekerja menyelesaikan pekerjaanNya dalam diri kita, dan sementara itu mari kita mengerjakan pekerjaan kita di dalam iman. Supaya hari Tuhan yang akan datang itu bukanlah hari yang menakutkan, tetapi hari yang bersukaria. Seperti nyanyian anak-anak sekolah minggu “Hari ini..hari ini harinya Tuhan…harinya Tuhan, mari kita…mari kita bersukaria..bersukaria”.

 

No comments :

About Metro

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Blog Archive

Popular Posts

Maleakhi 4: 1-2a | Tuhan Sedang Bekerja!



Bacaan Firman Tuhan: Maleakhi 4: 1-2a
Bacaan Pendukung: 2 Tesalonika 3: 6-13
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka. Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya.

Ada ungkapan yang sering kita dengar “menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan”. Kita mungkin sudah sering melakukan hal “menunggu”, mulai dari hal menunggu dalam jangka waktu yang singkat maupun lama, menunggu hal yang sudah pasti sampai menunggu hal yang belum pasti. Bisa kita menunggu angkutan, menunggu di antrian rumah sakit atau Bank, menunggu dapat pekerjaan, menunggu kelahiran anak, menunggu dapat jodoh. Bahwa  di setiap lini kehidupan kita selalu ada situasi menunggu.

Jika kita mau untuk menunggu, berarti kita menyadari ada sesuatu yang berguna bagi diri kita akan sesuatu yang kita tunggu tersebut. Namun ternyata tidak semua orang dapat sabar menunggu, ada yang tidak sabar. Langsung emosi dan mencari jalan pintas. Lampu masih merah sudah diterobos, jalan yang lawan arah juga di lalui karena tidak sabar untuk menunggu. Ada orang yang tidak sabar menjadi cepat kaya akhirnya apapun dihalalkan.

Sebagai orang Kristen ada baiknya kita belajar dari tokoh-tokoh dalam Alkitab, bahwa mereka adalah orang-orang yang sabar menunggu. Contohnya: Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, Ayub, Daud dan para Nabi-nabi begitu pula dengan para Rasul dalam Perjanjian Baru. Kehidupan mereka dilingkupi penantian yang panjang apakah itu akhirnya terwujud ataupun tidak, namun ketika dalam proses menunggu, justru disitulah iman mereka semakin bertumbuh.

Sesuai dengan nas kita saat ini, ingin dikatakan bahwa sesungguhnya dunia tempat kita tinggal adalah merupakan “ruang tunggu” untuk sampai kepada Tuhan. Tempat kita beraktifitas sehari-hari adalah tempat penantian akan datang Tuhan mengangkat kita ke tempatNya yang baka. Kita tidak tahu Tuhan akan memanggil kita, juga kita tidak tahu kapan Tuhan akan datang mengangkat dan membangkitkan semua orang, namun kepastian telah diberikan oleh Tuhan bahwa akan tiba saatnya sebagaimana Tuhan katakan dalam nas ini “Bahwa sesungguhnya hari itu datang”.

Sebagaimana janji Tuhan telah menggenapi janji tentang kedatangan Mesias yaitu melalui Yesus Kristus, demikian pula kita saat ini adalah orang-orang yang menunggu akan saat yang telah dikatakan oleh Tuhan akan kedatanganNya yang terakhir.

Menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana manusia itu menunggu kedatangan Kristus? Bagaimana sikap kita dalam menyikapi tentang kedatangan hari Tuhan? Jika kita belajar dari apa yang terjadi pada kitab Maleakhi ternyata dari mereka sudah ada yang tidak sabar menunggu akan ke datangan Mesias, sudah mulai risau. Sampai kapan harus menunggu Mesias datang sementara hidup sudah semakin susah. Mereka juga melihat sepertinya tidak lagi ada bedanya antara orang yang melakukan kebenaran dengan orang yang melakukan kejahatan, bahkan kehidupan orang jahat lebih mujur. Entah Tuhan itu sudah tidak lagi ada bersama dengan mereka, “buat apa menunggu yang tidak ada”.

Namun, mereka di ingatkan dan bagi kita juga jika memiliki pikiran seperti mereka. Sebagaimana dikatakan di Mal. 3: 18 “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya”. Bahwa orang gegabah dan orang fasik itu akan terbakar seperti jerami, yang membakar sampai ke akarnya sampai tidak ada yang tersisa. Tetapi orang yang takut akan Tuhan akan terbit seperti surya.

Hendak dikatakan pada kita saat ini bahwa segala sesuatu akan memiliki konsekuensi, akan selalu ada buah dari setiap perbuatan. Dan sebagai orang percaya kita akan mengatakan seperti syair Daud yang mengatakan “Karena itu Tuhan membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku” (Mazmur 18: 25).

Namun jika kita melihat di Tesalonika, tingkahnya berbeda lagi dalam hal menantikan hari kedatangan Tuhan. Mereka beranggapan bahwa hari Tuhan itu sudah dekat, maka tidak usah lagi bekerja “mari kita menunggu yang datang”. Maka Paulus memperingatkan mereka “Jika seorang tidak mau bekerja janganlah ia makan” (2 Tes. 3:10). Meskipun kita menantikan datangnya hari Tuhan bukan berarti kita tidak perlu lagi bekerja. Sebab manusia itu tidak akan hidup hanya dengan berdoa, tetapi harus juga bekerja, dan manusia itu juga tidak hidup dari roti tetapi apa yang di firmankan oleh Tuhan. Sedangkan Tuhan saja terus berkerja hingga saat ini, sebagaimana dikatakan Tuhan Yesus “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yohanes 5:17).

Maka untuk memahami nas ini kita perlu merenungkan apa yang terjadi pada masa Maleakhi dan juga Tesolonika dalam hal menantikan datangnya hari Tuhan. Kita di ingatkan tentang keseimbangan hidup.

1.      Jika kita mau bekerja, maka kerjakanlah di dalam iman
Selama kita hidup di dunia ini adalah dalam proses menunggu, sambil kita menunggu maka kita juga akan melakukan pekerjaan kita sehari-hari. Namun kita harus ingat bahwa posisi kita hidup dalam dunia adalah “menunggu” (tinggal sejenak di ruang tunggu). Ibarat kita menunggu nomor antrian kita di panggil, maka ada aktifitas yang kita lakukan, bisa utak atik handphone, membaca Koran, berbincang dengan orang lain, tetapi ketika giliran nomor kita dipanggil maka aktifitas kita itu pasti akan kita tinggalkan.

Maka jangan seperti orang-orang yang ada pada jaman Maleakhi, bahwa karena ketidak sabarannya menunggu mereka justru mencari jalan pintas mencari “keselamatannya sendiri” dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang jahat karena hanya memikirkan keselamatannya di dunia ini. Persembahan pun sudah tidak lagi diberikan yang terbaik justru diberikan yang buta dan yang pincang. Bahkan mereka menceraikan istri mereka dan menikahi perempuan dari bangsa lain yang lebih kaya.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengatakan dalam Yohanes 6: 27 “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal”.

2.     Biarkan Tuhan melakukan pekerjaanNya
Hari yang telah dijanjikan Tuhan pada masa Maleakhi telah digenapi melalui kedatangan Kristus ke dunia. Sebagaiamana Tuhan Yesus mengatakan “Aku datang bukan untuk membawa damai, tetapi pedang” (Matius 10: 34). Bahwa hingga saat ini Tuhan tetap dan terus bekerja untuk memisahkan kita dari dosa. Siapa yang mau untuk dimurnikan oleh Tuhan, siapa yang mau hidupnya diperbaharui Tuhan.

Tuhan sedang bekerja untuk “memurnikan” kita, sedikit demi sedikit Tuhan sedang mempersiapkan kita sampai tiba waktunya Tuhan menyelesaikan tugasNya. Bagaimana Tuhan bekerja untuk memurnikan kita? Melalui apa yang kita kerjakan, kita perbuat, pikirkan dan yang kita alami. Maka saudara tidak perlu menangis, meronta dan menolak, biarkan Allah menyelesaikan pekerjaanNya sebab kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita adalah untuk kebaikan.

**
Maka demikianlah orang percaya dalam menunggu datangnya hari Tuhan: Mari kita biarkan Tuhan bekerja menyelesaikan pekerjaanNya dalam diri kita, dan sementara itu mari kita mengerjakan pekerjaan kita di dalam iman. Supaya hari Tuhan yang akan datang itu bukanlah hari yang menakutkan, tetapi hari yang bersukaria. Seperti nyanyian anak-anak sekolah minggu “Hari ini..hari ini harinya Tuhan…harinya Tuhan, mari kita…mari kita bersukaria..bersukaria”.

 

Artikel Terkait

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Akhir Zaman / Khotbah Minggu dengan judul Maleakhi 4: 1-2a | Tuhan Sedang Bekerja! . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sukacitamu.blogspot.com/2016/11/maleakhi-4-1-2a-tuhan-sedang-bekerja.html . Terima kasih!
Ditulis oleh: Porisman Lubis -

Belum ada komentar untuk " Maleakhi 4: 1-2a | Tuhan Sedang Bekerja! "